Dahulu, alam semesta yang jauh lebih besar daripada milik kita sekarang
ini yaitu bintang raksasa yang runtuh. Ledakan berdesakan, begitu banyak
massa dan energi secara bersama menciptakan lorong cacing (wormhole)
menuju alam semesta lain. Dan di dalam lorong ini, alam semesta kita
sendiri lahir. Mungkin terlihat fantastis, tetapi fisikawan mengklaim
bahwa skenario seperti itu bisa membantu menjawab beberapa pertanyaan
yang paling membingungkan dalam kosmologi.
Lubang cacing adalah sebuah terowongan yang terbentuk dari lubang hitam
yang dapat di lalui oleh pesawat luar angkasa sebagai jalan pintas
melalui ruang dan
waktu. Lubang cacing berasal dari lubang hitam yang sudah lama terbentuk
sehingga stabil dan memungkinkan 2 dimensi ruang & waktu
berhubungan.
Setelah lubang cacing terbentuk maka akan terbagi menjadi 3 tipe:
1. Tipe ruang
Tipe
ini bersifat berpindah ruang, maksud nya jika kita masuk ke dalamnya
maka kita hanya akan berpindah tempat sehingga bisa di jadikan jalan
pintas (shortcut) untuk mengarungi ruang angkasa yang luas.
2. Tipe waktu
2. Tipe waktu
Tipe
ini bersifat berpindah waktu, maksud nya jika kita masuk ke dalamnya
maka kita akan berpindah masa (waktu) sehingga bisa di sebut mesin
waktu, konsep ini di buktikan dengan adanya gelombang radio dari masa
perang dunia 2 yang di temukan di sekitar lubang cacing yang sedang di
teliti.
3. Tipe ruang dan waktu
Tipe ini merupakan perpaduan keduanya, sehingga kita dapat berpindah ruang dan waktu saat memasuki lubang cacing tersebut.
Sejumlah aspek tentang alam semesta tidak masuk akal. Salah satunya
adalah gravitasi. Para ilmuwan tidak dapat membuat rumus matematika yang
menyatukan gravitasi dengan tiga kekuatan dasar alam (basic forces of
nature) yang lain yaitu tenaga kuat dan tenaga lemah nuklir serta
elektromagnetisme. Masalah lain adalah energi gelap (dark matter) yaitu
fenomena misterius yang tampaknya memperluas alam semesta ke tingkat
percepatan, meskipun gravitasi seharusnya atau setidaknya memperlambat
ekspansi.
Nikodem Poplawski dari Indiana University di Bloomington mengatakan
bahwa teka-teki ini mungkin akibat dari terhentinya memecahkan alam
semesta yaitu big bang. Teori big bang menyatakan bahwa alam semesta
dimulai dari satu titik (singularitas, singularity) sekitar 13,7 miliar
tahun lalu yang telah berkembang ke luar sejak saat itu. Poplawski
berpendapat, mungkin perlu dipertimbangkan sesuatu yang ada sebelum big
bang muncul.
Lorong
cacing, menurut perhitungan Poplawski, adalah runtuhnya bintang raksasa
di alam semesta lain yang bisa menciptakan sebuah saluran ruang dan
waktu untuk alam semesta lain. Di antara kedua bukaan, kondisi dapat
berkembang serupa dengan yang kita kaitkan dengan big bang. Oleh karena
itu alam semesta terbentuk dalam lubang cacing.
Skenario seperti itu bisa mengatasi quandaries tentang gravitasi dan
alam semesta yang mengembang. Jika alam semesta yang lain ada sebelum
yang kita tempati ini, gravitasi bisa dilacak kembali ke titik di mana
bersatu dengan kekuatan nuklir dan elektromagnetisme. Dan jika alam
semesta kita sekarang memperluas ke arah ujung lubang cacing, pergerakan
ini (materi gelap yang sulit dipahami) bisa menjadi akses untuk
memahami perluasan alam semesta.
Poplawski mengakui bahwa perhitungan perlu perbaikan lebih lanjut dan menerbitkan analisisnya pada hari Senin lalu di Physics Letters B.
Untuk satu hal, mereka harus menjelaskan bagaimana lubang cacing
terbentuk di tempat pertama. Dan bukan tentang perjalanan antar alam
semesta. Fisika dari lubang cacing serupa dengan fisika lubang hitam.
Jika anda dapat melewati cakrawala peristiwa lubang cacing maka dapat
mengunjungi alam semesta di sisi lain, namun anda tidak pernah bisa
kembali. "Anda tidak bisa pulang," kata Poplawski.
Martin Bojowald, kosmolog dari Pennsylvania State University di
University Park, mangatakan bahwa dirinya tidak akan berpikir sejauh
itu. Proses keruntuhan gravitasi ke lubang cacing oleh analisis
Poplawski agak sedikit "dibesar-besarkan." Akan sulit untuk membayangkan
hipotesis ini memiliki aplikasi "di luar teori murni," kata Bojowald.
Namun, Eduardo Guendelman, teoritikus dari Ben-Gurion University of the
Negev di Beersheba, Israel, menemukan sisi lain dari makalah Poplawski
yaitu mendefinisikan persimpangan dua dunia dengan "sangat instruktif."
Guendelman mengatakan, pertanyaan kunci adalah apa yang diperlukan untuk
terbentuknya lubang cacing.Dalam fisika dan fiksi, lubang cacing adalah jalan pintas melalui ruang dan waktu.
Hingga sekarang masih belum diketahui apakah lubang cacing terbentuk
secara alami. Jika lubang cacing benar ada, untuk membuat lubang cacing
tetap terbuka, sejenis materi akan dibutuhkan. Jika tidak, lubang cacing
akan hilang dengan sangat cepat setelah terbentuk. Jika digambarkan
melalui bidang datar, seperti kertas yang dilipat, lubang cacing
membengkokan bidang tersebut, sehingga kedua ujung akan saling bertemu
(seperti pada gambar).
Istilah lubang cacing pertama kali digunakan oleh John Archibald Wheeler tahun 1957. Namun, pada tahun 1921, matematikawan Jerman Hermann Weyl telah mengusulkan teori lubang cacing.
Keberadaan wormhole dalam teori dimulai ketika Albert Einstein
memperkenalkan Teori Relativitas Umum. Einstein menunjukkan bahwa massa
bisa membuat ruang (waktu) melengkung/terlipat, semakin besar massa,
semakin melengkung ruang (waktu).
Dalam peta jarak terdekat antara Pontianak-Bandung adalah ketika
ditarik garis lurus antarkedua kota tersebut. Tapi dalam teori Lubang
Cacing, jarak ini bisa semakin dekat. Caranya? Coba temukan kedua titik
kota tersebut dengan melipat peta tersebut. Itulah jarak terdekat dan
seperti inilah salah satu teori yang berkembang tentang Lubang Cacing.
Hingga sekarang masih belum diketahui apakah lubang cacing terbentuk
secara alami. Jika lubang cacing benar ada, untuk membuat lubang cacing
tetap terbuka, sejenis materi akan dibutuhkan. Jika tidak, lubang cacing
akan hilang dengan sangat cepat setelah terbentuk.